MAGELANG (31/07/2024) – Dalam rangka program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP), mahasiswa jurusan Teknik Industri, Nanda Felandy Putri, melaksanakan program kerja bertajuk "Implementasi Sistem 5S untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah Dasar Desa Banyuurip." Kegiatan ini dilaksanakan di SD Negeri Banyuurip 1, dengan tujuan utama untuk mengatasi masalah pengelolaan perpustakaan yang kurang optimal melalui penerapan prinsip-prinsip 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
Perpustakaan SD Banyuurip 1, yang memiliki potensi besar sebagai pusat belajar, menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaannya. Kondisi perpustakaan yang kurang tertata, penataan buku yang tidak sistematis, serta lingkungan yang tidak bersih, membuat pemanfaatan perpustakaan menjadi kurang efektif. Berdasarkan hal tersebut, program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan perpustakaan yang lebih bersih, teratur, dan efisien, sehingga dapat mendukung proses belajar siswa secara maksimal. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa dan guru pentingnya manajemen yang baik melalui penerapan budaya 5S.
Kegiatan ini diawali dengan observasi kondisi perpustakaan pada 22 Juli 2024. Observasi ini menunjukkan bahwa perpustakaan Kuncup Mekar SD Banyuurip 1 masih dalam kondisi kurang bersih, dengan banyak debu, kotoran, dan barang-barang yang tidak tertata. Berdasarkan temuan ini, Nanda kemudian merancang dan melaksanakan program penerapan 5S pada 31 Juli 2024.
Implementasi 5S dimulai dengan tahapan Seiri (Ringkas), di mana barang-barang yang tidak diperlukan, seperti meja rusak dan peralatan yang tidak terpakai, dipisahkan dan dikeluarkan dari perpustakaan. Tahap selanjutnya adalah Seiton (Rapi), yaitu penataan ulang buku-buku di perpustakaan agar lebih sistematis dan mudah ditemukan. Kemudian dilanjutkan dengan Seiso (Resik), di mana seluruh perpustakaan dibersihkan secara menyeluruh dari debu, rayap, dan kotoran. Pada tahap Seiketsu (Rawat), dipasang himbauan dan prosedur tertulis mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kerapihan perpustakaan. Tahapan terakhir adalah Shitsuke (Rajin), yang melibatkan sosialisasi kepada guru-guru mengenai pentingnya mempertahankan budaya 5S agar perpustakaan tetap terjaga dengan baik.
Program ini juga melibatkan guru-guru SD Banyuurip 1, yang diberikan pelatihan mengenai prinsip-prinsip 5S dan bagaimana menerapkannya di perpustakaan. Para guru diajak untuk ikut serta dalam proses penerapan 5S, sehingga mereka dapat mengajarkan dan meneruskan budaya ini kepada siswa-siswa mereka.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan perpustakaan SD Banyuurip 1 dapat menjadi tempat yang lebih nyaman dan mendukung proses belajar siswa. Selain itu, budaya 5S yang diterapkan diharapkan dapat terus dijaga dan dipertahankan oleh pihak sekolah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Para guru yang terlibat dalam program ini menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan penerapan 5S di perpustakaan.
Program ini merupakan contoh nyata dari bagaimana prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan di dunia industri dapat memberikan dampak positif dalam lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah dasar. Melalui kegiatan ini, Nanda Felandy Putri berharap dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat Desa Banyuurip, khususnya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan di sekolah-sekolah.