BANYUURIP - Anindhira Zavira Rahmadhani, mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Otomasi Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP), berhasil mengembangkan dan memasang alat deteksi kebocoran gas di UMKM Seblak Yahood, yang dimiliki oleh Ibu Wulan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan standar keselamatan di sektor usaha kecil dan menengah di Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.
UMKM Seblak Yahood, yang memproduksi seblak menggunakan LPG sebagai bahan bakar utama, menghadapi risiko kebocoran gas yang cukup tinggi. Untuk mengatasi potensi bahaya ini, Anindhira merancang alat deteksi kebocoran gas berbasis teknologi WeMos D1 Mini (ESP8266) dan sensor gas MQ-2. Alat ini dirancang untuk mendeteksi kebocoran gas secara dini, memberikan peringatan visual dan suara untuk mencegah kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keselamatan di UMKM tersebut, tetapi juga merupakan penerapan langsung dari ilmu yang diperoleh Anindhira selama di kampus. Kegiatan ini melibatkan Anindhira, beberapa rekan mahasiswa, serta Ibu Wulan dan karyawan UMKM Seblak Yahood, yang bekerja sama untuk memastikan alat deteksi berfungsi dengan baik.
Proses kegiatan dimulai dengan persiapan alat dan survei lokasi di UMKM Seblak Yahood untuk menentukan area yang paling rentan terhadap kebocoran gas. Setelah merakit dan memprogram alat menggunakan WeMos D1 Mini dan sensor MQ-2, Anindhira melakukan uji coba untuk memastikan alat berfungsi optimal. Alat ini berhasil mendeteksi gas berbahaya dan memberikan peringatan dini sebelum dipasang di lokasi strategis dalam area produksi UMKM.
Pelatihan singkat juga diberikan kepada Ibu Wulan dan karyawan mengenai cara kerja alat dan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi kebocoran gas. Diharapkan, alat ini akan meningkatkan keamanan operasional di UMKM Seblak Yahood dan dapat menginspirasi UMKM lain di Desa Banyuurip untuk menerapkan teknologi serupa, memperbaiki keselamatan kerja secara keseluruhan.